Senin, 05 Desember 2011

sains sederhana untuk anak usia dini

Sains adalah produk dan proses. Sebagai produk, sains adalah pengetahuan yang terorganisir dengan baik mengenai dunia fisik alami. Sebagai proses, sains mencakup kegiatan menelusuri, mengamati dan melakukan percobaan. Kegiatan bermain sains sangat penting diberikan untuk anak usia dini karena multi manfaat, yakni dapat mengembangkan kemampuan:

Eksplorasi dan investigasi, yaitu kegiatan untuk mengamati dan menyelidiki objek serta fenomena alam
Mengembangkan ketrampilan proses sains dasar, seperti melakukan pengamatan, mengukur, mengkomunikasikan hasil pengamatan, dan sebagainya.
Mengembangkan rasa ingin tahu, rasa senang dan mau melakukan kegiatan inkuiri atau penemuan.
Memahami pengetahuan tentang berbagai benda baik ciri, struktur maupun fungsinya.
Berikut ini disajikan contoh kegiatan sains untuk anak usia dini:

Bidang Pengembangan : kemampuan dasar kognitif

Tingkat Capaian Perkembangan : siswa dapat mengenal berbagai konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari

Capaian Perkembangan : siswa dapat mengenal konsep sains sederhana

Jenis Kegiatan:

1. Penggabungan Warna

Indikator

Siswa dapat membedakan warna primer (merah, kuning, biru)
Siswa dapat menyebutkan warna baru hasil penggabungan (warna sekunder)
Siswa dapat member contoh benda yang berwarna merah, kuning, biru, hijau, oranye dan ungu
Alat dan bahan:

Plastik mika berwarna merah, kuning dan biru
Kertas HVS putih
Steples
Cara kerja:

Letakkan kertas HVS putih di atas meja dan tempelkan mika kuning di atas kertas HVS. Kemudian tempelkan mika biru di atas mika kuning. Apa yang terjadi?
Dengan langkah sama, tempelkan mika merah di atas mika kuning. Apa yang terjadi?
Sekarang, tempelkan mika merah di atas mika biru. Apa yang terjadi?
2. Penggabungan Warna

Indikator:

Siswa dapat membedakan warna primer (merah, kuning, biru)
Siswa dapat menyebutkan warna baru hasil penggabungan (warna sekunder)
Siswa dapat member contoh benda yang berwarna merah, kuning, biru, hijau, oranye dan ungu
Alat dan bahan:

Gelas aqua (9 buah), Air, Pewarna makanan merah, kuning, biru

Cara kerja:

Isi 3 gelas aqua dengan air bening (tidak berwarna)
Teteskan pewarna merah ke dalam gelas pertama, kuning ke dalam gelas kedua dan biru ke dalam gelas ketiga. Apa yang terjadi?
Bagilah cairan berwarna merah, kuning dan biru tadi masing-masing menjadi tiga.
Campukan cairan merah dengan kuning, apa yang terjadi?
Campurkan cairan merah dengan biru, apa yang terjadi?
Campurkan cairan kuning dengan biru, apa yang terjadi?
Konsep

Warna primer : warna dasar, yaitu merah, kuning, biru

Warna sekunder : hasil pencampuran warna primer

Merah + kuning = oranye
Merah + biru = ungu
Kuning + biru = hijau
3. Magnet

Indikator:

Siswa dapat membedakan benda yang disebut magnet dan benda bukan magnet
Siswa dapat membedakan benda-benda yang dapat ditarik oleh magnet dan yang tidak dapat ditarik magnet.
Alat dan bahan :

Magnet, Penggaris, Gunting, Permen, Pensil, Kertas, Peniti, Paku kecil, Klip Kertas, Penghapus

Cara kerja

Dekatkan magnet dengan benda-benda di atas satu per satu sambil berteriak “Kamu kena…..”
Amati apa yang terjadi? Jika benda tidak dapat ditarik magnet, semua berteriak “Huuuu……”
4. Sulap Bunga

Indikator:

Siswa dapat mengenal salah satu sifat air, yaitu dapat masuk ke dalam pori-pori yang halus
Alat dan bahan:

Kertas marmer, Pensil warna atau krayon, Gunting, Mangkok yang bagian mulutnya lebar, Air

Cara kerja

Gambarlah pola bunga pada kertas marmer seperti gambar di bawah, kemudian warnai.
Guntinglah bagian tepinya.
Lipatlah “mahkota bunga” sehingga seperti bunga yang sedang kuncup.
Isilah air ke wadah mangkok hingga tiga per empat
Letakkan bunga teratai kertasmu secara perlahan di atas permukaan air. Perlahan tetapi pasti, bunga terataimu akan mekar.
Konsep

Kertas memiliki pori-pori yang sangat halus yang terletak di antara serat kertas sehingga tidak terlihat oleh mata kita.
Air memiliki kemampuan masuk ke pori-pori kertas. Kemampuan ini disebut daya kapilaritas.
Masuknya air ke pori-pori kertas menyebabkan serat kertas mengembang termasuk bagian lipatan kertas. Inilah yang menyebabkan bunga terataimu menjadi mekar.
5. Kapur Barus Lompat

Indikator:

Siswa dapat mengenal posisi benda dalam air (tenggelam, terapung, melayang)
Alat dan bahan:

Kapur barus berbentuk bola, Cuka, Soda kue, Air, Botol selai, Sendok

Cara kerja :

Isilah botol selai dengan air hingga tiga per empat bagian.
Tuangkan dua sendok cuka dan dua sendok soda kue, kemudian aduk sampai merata.
Ketuk-ketukkan kapur barus ke meja sehingga permukaannya yang halus menjadi kasar.
Masukkan kapur barus ke dalam botol selai. Apa yang terjadi?
Konsep

Pertama kali kapur barus akan tenggelam karena lebih berat dibandingkan air. Kemudian akan tampak gelembung-gelembung di permukaan kapur barus. Gelembung tersebut adalah gas karbon dioksida yang dihasilkan larutan campuran cuka dan soda kue. Sifat gas karbon dioksida adalah lebih ringan dibandingkan air. Karena gas ini menempel pada kapur barus, maka kapur barus akan tampak seperti berlompatan.

6. Telur Ajaib

Indikator:

Siswa dapat mengenal posisi benda dalam air (tenggelam, terapung, melayang)
Alat dan bahan:

Telur ayam mentah, Air, Garam, Gelas kaca bening

Cara kerja:

Isilah gelas dengan air hingga tiga per empat bagian.
Masukkan telur, tomat dan wortel ke dalam gelas. Apa yang terjadi?
Masukkan garam ke dalam gelas. Apa yang terjadi?
Konsep

Telur di dalam air akan tenggelam karena telur lebih berat dari pada air.

Telur di dalam larutan garam akan melayang karena telur sama berat dengan larutan garam.

7. Paru-paru Plastik

Indikator:

Siswa dapat mengenal cara kerja paru-paru (bernafas)
Siswa dapat mempraktikkan gerakan nmenarik nafas dan membuang nafas
Alat dan bahan:

Botol air mineral bekas, Sedotan, Balon karet, Pisau kertas, Lilin mainan, Double tip

Cara kerja:

Potonglah bagian tengah botol plastik.
Ikatkan sebuah balon di salah satu ujung sedotan, kemudian lingkari mulut botol dengan lilin mainan.
Masukkan sedotan melalui mulut botol dan gunakan lilin untuk menutup sela-selanya.
Potonglah balon kedua, kemudian pasang menutupi dasar botol. Paru-paru plastic sudah jadi.
Jika balon di dasar botol ditarik, balon di dalam botol akan mengembang.
Jika balon di dasar botol dilepaskan, balon di dalam botol akan mengempis.
8. Cetakan Daun Gugur

Indikator :

Siswa dapat membedakan bermacam-macam bentuk daun (…… macam)
Siswa dapat menyebutkan bentuk daun (melebar, memanjang, menjari)
Siswa dapat menyebutkan warna daun
Alat dan bahan:

Berbagai bentuk daun-daun gugur, Alumunium foil tipis, Penghapus, Karton, Lem

Cara kerja:

Letakkan daun-daun dengan rata di atas meja.
Tutupi tiap helai daun dengan alumunium foil tipis.
Gosok-gosokkan penghapus maju mundur secara perlahan alufoil sampai motif daun tercetak di sana.
Untuk memajangnya, rekatkan tiap alufoil bermotif daun pada kertas karton, dan rekatkan daun di sebelahnya.
Sumber Bacaan:

Abadi Prayitno, Amelia Piliang. 2009. Yuk, Bermain Sains Bersama Ayah dan Ibu. Jakarta. Dian Rakyat.
Charner Kathy, et.al. 2005. Brain Power: Aktivitas Berbasis Minat Anak (terj.). Erlangga for Kids.
Yulianti, D. 2010. Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-kanak. Jakarta. Indeks.

Dibalik Gurihnya Mie Instan

Mie instan, siapa sih yang tidak doyan ? Malah sebagian orang keranjingan dengan jenis makanan ini. Ada yang kalau tidak makan mie seminggu saja rasanya kangen berat. Ada yang menyediakannya sebagai pintu darurat kalau lagi tidak sempat memasak. Bahkan para anak kost menjadikan mie instan sebagai makanan kebangsaan. Anak-anak pun, kalau tidak suka mie pasti punya kelainan selera. Coba tanya para ibu tentang hal ini.

Hampir tiap hari anak saya minta mie. Kalau saya menolak, dia bisa bikin sendiri. Sebulan bisa satu kardus habis,? tutur Ibu Tia yang anaknya sudah berusia 10 tahun.
Saya pernah ditegur tetangga gara-gara mie. Anak saya menangis kenceeng banget. Pagi dia sudah makan mie. Siang minta mie lagi. Tentu saja saya tolak. Tetangga saya datang dengar tangisannya. Waktu dia tahu masalahnya, dia ngomelin saya, kenapa tidak dikasih saja, kasihan anak sampai nangis begitu. Saya jadi serba salah, kata orang mie instan tidak baik untuk kesehatan anak, tapi anak saya doyan banget….? Bu Ririn, ibu dari Ama yang baru berusia 2 tahun bercerita.
Anak saya susah makan. Kalau makan bisa sampai satu jam. Tapi kalau mie, wah…lahap banget. Tak sampai sepuluh menit habis deh,? Mama Ano menceritakan kebiasaan makan anaknya yang baru lima tahun.
Cerita ibu-ibu lain tentu tak kalah seru. Tapi memang, mie instan enak. Harganya juga murah. Rasanya beraneka ragam tinggal pilih. Berbagai merek baru juga terus bermunculan, menantang untuk dicoba. Namun masalahnya, bagaimana status kehalalan dan keamanannya bagi kita ?

Titik Kritis di Seluruh Bahan
Titik kritis kehalalan pada mie instan terletak pada semua bahan yang digunakannya. Kok bisa? Tepung terigu, minyak goreng, bumbu-bumbu kan halal? Belum tentu. Tepung terigu pun bisa tercemar bahan haram. Saat ini tepung terigu difortifikasi (diperkaya) dengan vitamin, sedangkan vitamin sifatnya banyak yang tidak stabil sehingga harus dicoating (dilapisi). Salah satu bahan pelapis yang harus diwaspadai adalah gelatin, yang kemungkinan berasal dari babi. Selain itu sumber vitamin juga harus jelas, apakah berasal dari hewan, tumbuhan atau mikroorganisme.

Bahan-bahan lain yang harus diwaspadai adalah :

Bumbu dan pelengkap
Bumbu yang digunakan antara lain adalah MSG atau vetsin. Titik kritisnya adalah pada media mikrobial, yaitu media yang digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme yang berfungsi memfermentasi bahan baku vetsin. Sedangkan bahan pelengkap mie instan adalah bahan-bahan penggurih yaitu HVP dan yeast extract. HVP atau hidrolized vegetable protein merupakan jenis protein yang dihidrolisasi dengan asam klorida ataupun dengan enzim. Sumber enzim inilah yang harus kita pertanyakan apakah berasal dari hewan, tumbuhan atau mikroorganisme. Kalau hewan tentu harus jelas hewan apa dan bagaimana penyembelihannya. Sedangkan yeast extract yang menjadi titik kritis adalah asam amino yang berasal dari hewan.

2. Bahan penambah rasa

Bahan penambah rasa atau flavor selalu digunakan dalam pembuatan mie instan. Bahan inilah yang akan memberi rasa mie, apakah ayam bawang, ayam panggang, kari ayam, soto ayam, baso, barbequ, dan sebagainya. Titik kritis flavor terletak pada sumber flavor. Kalau sumber flavor dari hewan, tentu harus jelas jenis dan cara penyembelihannya. Begitupun flavor yang berasal dari rambut atau bagian lain dari tubuh manusia, statusnya adalah haram.

3. Minyak sayur

Minyak sayur menjadi bermasalah bila sumbernya berasal dari hewan atau dicampur dengan lemak hewan.

4. Solid Ingredient

Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap yang dapat berupa sosis, suwiran ayam, bawang goreng, cabe kering, dan sebagainya. Titik kritisnya tentu pada sumber hewani yang digunakan.

5. Kecap dan sambal

Kecap dan sambal pun harus kita cermati lho. Kecap dapat menggunakan flavor, MSG, kaldu tulang untuk menambah kelezatannya. Sementara sambal menggunakan emulsifier untuk menstabilkan campurannya. Emulsifier dapat berasal dari sumber hewani yang harus kita ketahui dengan jelas.

Amankah Mengkonsumsi Mie Instan ?

Selama mie instan tersebut sudah mendapat izin dari Depkes, tentulah aman. Namun bila dikonsumsi setiap hari, apalagi oleh anak-anak, inilah yang menjadi masalah.

Sebagaimana makanan instan produk industri lainnya, mie instan menggunakan banyak sekali bahan-bahan kimia. Pewarna, pengawet, dan penyedap harus kita waspadai dalam hal ini. Sekalipun aman, namun bila terus menerus kita konsumsi dalam frekuensi sering dan dalam jangka waktu lama, bahan-bahan kimia dapat terakumulasi dalam tubuh. Efeknya tentu akan mengganggu sistem metabolisme, karena bahan kimia, bagaimana pun adalah racun bagi tubuh.

Selain itu, terlalu sering makan mie instan juga dapat mengganggu masukan gizi, terutama anak-anak. Kita memang dapat menambahkan telur dan sayuran sehingga kualitas gizi mie instan tidak kalah dengan seporsi nasi komplet. Namun rasa mie yang terlalu gurih, dapat merusak selera makan anak. Lidah mereka yang sedang belajar mengidentifikasi rasa, akan terpola dengan rasa gurih yang tajam dari MSG dan flavor mie. Akibatnya mereka menganggap masakan ibu yang umumnya tidak terlalu banyak menggunakan MSG hambar. Selera makan mereka pun hilang. Akhirnya, mau mie lagi, mie lagi….

Karena itulah, biar enak, kita tetap harus mampu mengontrol diri. Jangan terlalu sering mengkonsumsi mie instan, apalagi memberikan ke anak-anak. Sesekali silakan, apalagi saat-saat cuaca dingin.

Sumber : http://zigma.wordpress.com/2006/12/19/di-balik-gurihnya-mie-instan/