Rabu, 25 Agustus 2010

gunung meletus

Mengisi hari libur, bosan juga kalau selalu keluar rumah. Kegiatan apa ya, yang bisa membuat anak-anak senang di rumah, dan ada kesibukan yang mereka kerjakan sekaligus refreshing?
Coba buat saja mini volcano, atau miniature gunung meletus. Gampang lho, dan dijamin, anak-anak Anda betah di rumah!
Bahan-bahan:
- koran bekas
- botol kaca bekas ukuran sedang
- tripleks ukuran 30×30 atau yang lebih besar
- lem tepung kanji/lem fox
- air
- cat poster
- pewarna kue (merah)
- soda kue
- cuka
Cara membuat:
membuat gunung: buatlah bubur kertas terlebih dahulu. caranya, hancurkan koran bekas dengan gunting, lalu rendam dalam air di dalam baskom. sampai koran melembek, campurkan dengan lem tepung kanji atau lem fox. aduk sampai tercampur rata.
berdirikan botol kaca di tengah-tengah tripleks, lalu balut dengan bubur kertas bagian luarnya hingga menyerupai kerucut. ingat, adonan buburjangan sampai masuk ke botol. setelah membentuk gunung, jemur hingga kering. setelah kering,cat dengan cat poster. keringkan lagi.
membuat lahar: masukkan air hangat yang telah dicampur pewarna ke dalam botol, kira-kira 3/4 bagian. masukkan 2 sendok makan baking soda/soda kue. lalu teteskan cuka. dan wow…! gunung meletus!!

jejak2 dinding

Si kecil suka sekali mencoret-coret dinding. Mulai dari ruang tamu hingga ruang belakang penuh dengan coretannya. Entah itu gambar yang berbentuk, atau bahkan yang tak bisa ditafsirkan gambar apa yang dibuatnya. Ada juga jejak-jejak kaki dan tangan karena ia senang bermain tinta. Anda pusing karena dinding menjadi kotor. Apa solusinya?
Buatlah sebuah “tembok kekuasaan” untuk si kecil. Di halaman belakang misalnya. Khususkan tembok itu sebagai ajang kreativitasnya. Nah, kali ini, ajaklah si kecil untuk bermain jejak-jejak di dinding.
Yuk, kita buat adonannya!!
Bahan-bahan:
- Tepung kanji
- Air
- Pewarna
- Sabun colek, sedikit
Petunjuk :
Buatlah adonan dari keseluruhan bahan dalam baskom yang besar. Anda bisa memisah-misahkan menjadi beberapa warna. Ingat, adonan jangan terlalu encer agar bisa menempel di dinding.
Setelah adonan jadi, mintalah si kecil untuk menjejakkan kakinya ke adonan dan menempelkannya di dinding. Bisa juga dengan telapak tangan. Bantulah si kecil jika ia ingin menjejak pada dinding yang lebih tinggi.
Permainan ini mengasyikkan, karena selain dapat membantu melatih motorik kasarnya, juga sebagai ajang refreshing Anda dan buah hati Anda.

bermain finger painting

Bermain coret-coret sangat digemari anak-anak apalagi jika menggunakan jari-jari mereka. Beraneka kreasi coretan indah bisa dibuat dari lukisan dengan jari ini (finger painting). Dan untuk lebih amannya cat untuk finger painting ini bisa dibuat sendiri dirumah, tanpa harus menggunakan cat yang dijual ditoko-toko.
Caranya sebagai berikut : Ambil dua sendok makan tepung terigu, kemudian tambahkan sedikit air. Aduklah sampai anda mendapatkan adonan yang lembut seperti pasta. Tambahkan beberapa tetes pewarna kue. Taruh adonan ini diatas kertas yang sudah tergerai di atas meja. Lindungi pakaian sikecil dengan T-Shirt beka atau celemek sebelum melatih sikecil melukis dengan jari-jarinya.
Selanjutnya sikecil memainkan jari-jarinya di kertas yang berisi adonan itu. Gunakan kata “licin” dan “basah” ketika bercakap-cakap dengan si kecil. Anjurkan ia untuk memainkan jari-jarinya ke depan, kebelakang, memutar, kesamping kiri dan kanan. Atau membuat cap telapak tangannya di atas kertas, atau bisa juga membuat bunga dan tangkainya dari cetakan telapak tangan mereka dan lengan mereka. Atau Gunakan jari telunjuk untuk membuat bulatan-bulatan di seluruh kertas dan biarkan sikecil bermain bebas dengan tangannya.
Sebagai penutup di aktivitas ini buatlah sikecil bangga dengan hasil karyanya dengan memasang hasil karyanya dipintu kulkas dengan menggunakan selotip d sepanjang pinggiran lukisan itu atau magnet. Kalau lukisan itu sudah kering, biarkan sikecil merasakannya. Katakan pada si kecil kalau lukisan itu mengering karena air di adonan itu sudah menguap.
Untuk membuat adonan yang banyak, campurkan 3 sendok makan gula, 1/2 sendok teh garam, 1/2 cangkir tepung jagung,dan 2 cangkir air, kasih seujung sendok rinso. Masak di api kecil sampai lembut dan mengental. Dinginkan, lalu tuangkan di beberapa wadah kecil. Warnai adonan ini dengan warna yang berbeda.
Sikecil mungkin akan senang mengulangi aktivitas ini dilain waktu. Jangn lupa untuk mengulangi aktivitas -aktivitas yang telah di perkenalkan di minggu-minggu yang lalu.
Aktivitas ini mengembangkan :
- Kebebasab bereksplorasi
- Kreativitas
- koordinasi motorik halus
- Pemahaman tentang “basah”, “kering”, dan “licin”
- Kemandirian dan keyakinan diri

Rabu, 18 Agustus 2010

jatuh cinta....

MENSIKAPI REALITAS.....
Bagaimana ketika perasaan cinta itu hadir.
Bukankah ia datang tanpa pernah diundang dan
dikehendaki?
Jatuh cinta bagi aktivis dakwah bukanlah perkara
sederhana. Dalam konteks dakwah, jatuh cinta
adalah gerbang ekspansi pergerakan. Dalam
konteks pembinaan, jatuh cinta adalah naik
marhalah pembinaan. Dalam konteks keimanan,
jatuh cinta adalah bukti ketundukan kepada
sunnah Rosullulah saw dan jalan meraih ridho
Allah SWT.
kita pada Allah
Ketika aktivis dakwah jatuh cinta, maka tuntas
sudah urusan prioritas cinta. Jelas, Allah, Rosullah
dan jihad fii sabilillah adalah yang utama. Jika ia
ada dalam keadaan tersebut, maka berkahlah
perasaannya, berkahlah cintanya dan berkahlah
amal yang terwujud dalam cinta tersebut. Jika
jatuh cintanya tidak dalam kerangka tersebut,
maka cinta menjelma menjadi fitnah baginya,
fitnah bagi ummat, dan fitnah bagi dakwah.
Karenannya jatuh cinta bagi aktivis dakwah bukan
perkara sederhanaan.
Ketika Ikhwan mulai bergetar hatinya terhadap
akhwat dan demikian sebaliknya. Ketika itulah
cinta lain muncul dalam dirinya. Cinta inilah yang
akan kita bahas disini. Yaitu sebuah karunia dari
kelembutan hati dan perasaan manusia. Suatu
karunia Allah yang membutuhkan bingkai yg jelas.
Sebab terlalu banyak pengagung cinta ini yang
kemudian menjadi hamba yang tersesat. Bagi
aktivis dakwah, cinta lawan jenis adalah perasaan
yang lahir dari tuntutan fitrah, tidak lepas dari
kerangka pembinaan dan dakwah. Suatu perasaan
produktif yang dengan indah dikemukakan oleh
ibunda kartini, akan lebih banyak lagi yang
dapat saya kerjakan untuk bangsa ini, bila saya
ada disamping laki-laki yg cakap, lebih banyak
kata saya..daripada yang saya usahakan
sebagai perempuan yg berdiri sendiri..
Cinta memiliki 2 mata pedang. Satu sisinya adalah
rahmat dengan jaminan kesempurnaan agama dan
disisi lainnya adalah gerbang fitnah dan kehidupan
yg sengsara. Karenanya jatuh cinta membutuhkan
kesiapan dan persiapan. Bagi setiap aktivis
dakwah, bertanyalah dahulu kepada diri sendiri,
sudah siapkah jatuh cinta???jangan sampai kita
lupa, bahwa segala sesuatu yang melingkupi diri
kita, perkataan, perbuatan, maupun perasaan
adalah bagian dari deklarasi nilai diri sebagai
generasi dakwah. Sehingga umat selalu
mendapatkan satu hal dari apapun pentas
kehidupan kita, yaitu kemuliaan Islam dan
kemuliaan kita karena memuliakan Islam.
Setiap kita yang mengaku putra-putri Islam, setiap
kita yg berjanji dalam kafilah dakwah, setiap kita
yang mengikrarkan Allahu Ghoyatuna, maka jatuh
cinta dipandang sebagai jalan jihad yang
menghantarkan diri kepada cita-cita tertinggi,
syahid fi sabililah. Inilah perasaan yang istimewa.
Perasaan yang menempatkan kita satu tahap lebih
maju. Dengan perasaan ini, kita mengambil
jaminan kemuliaan yang ditetapkan Rosullulah.
Dengan perasaan ini kita memperluas ruang
dakwah kita. Dengan perasaan ini kita naik
marhalah dalam dakwah dan pembinaan.
Betapa Allah sangat memuliakan perasaan cinta
orang-orang beriman ini. Dengan cinta itu mereka
berpadu dalam dakwah. Dengan cinta itu mereka
saling tolong menolong dalam kebaikan, dengan
cinta itu juga mereka menghiasi Bumi dan
kehidupan di atasnya. Dengan itu semua Allah
berkahi nikmat itu dengan lahirnya anak-anak
shaleh yang memberatkan Bumi dengan kalimat
Laa Illaha Ilallah. Inilah potret cinta yang sakinah,
mawaddh, warahmah.
jadi, sudah berani jatuh cinta??
wallahualam

Jagung

Seorang wartawan mewawancarai seorang petani untuk mengetahui rahasia di
balik buah jagungnya yang selama bertahun-tahun selalu berhasil memenangkan
kontes perlombaan hasil pertanian. Petani itu mengaku ia sama sekali tidak
mempunyai rahasia khusus karena ia selalu membagi-bagikan bibit jagung
terbaiknya pada tetangga-tetangga di sekitar perkebunannya.

"Mengapa anda membagi-bagikan bibit jagung terbaik itu pada
tetangga-tetangga anda? Bukankah mereka mengikuti kontes ini juga setiap
tahunnya?" tanya sang wartawan.

"Tak tahukah anda?," jawab petani itu.

"Bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari bunga-bunga yang masak dan
menebarkannya dari satu ladang ke ladang yang lain. Bila tanaman jagung
tetangga saya buruk, maka serbuk sari yang ditebarkan ke ladang saya juga
buruk. Ini tentu menurunkan kualitas jagung saya. Bila saya ingin
mendapatkan hasil jagung yang baik, saya harus menolong tetangga saya
mendapatkan jagung yang baik pula."

Begitu pula dengan hidup kita. Mereka yang ingin meraih keberhasilan harus
menolong tetangganya menjadi berhasil pula. Mereka yang menginginkan hidup
dengan baik harus menolong tetangganya hidup dengan baik pula. Nilai dari
hidup kita diukur dari kehidupan-kehidupan yang disentuhnya.

Senin, 16 Agustus 2010

Develop Your Child’s Critical Thinking Skills

Here is an article discussing how to develope our child's crictical thinking skills that was copied from www.childnurturingtips.com

Hope it will be usefull for us. Happy reading.

Develop Your Child’s Critical Thinking Skills

1. Encourage Questions.

Don’t answer every question, instead ask what do they think. Asking questions stimulates conversation between you and your child.

2. Don’t Criticize.

Criticism invites low self-esteem. Children feel that they have failed or disappointed their parents when they are criticized. Find alternate ways of correcting the problem. A child will likely shut down communication if they feel that their parents are not supportive.

3. Respect Your Child’s Opinions.

Your child is not an extension of you. Although it is difficult to accept at times, it is normal and healthy for your child to have their own opinion. Children who are confident in expressing their opinions are less likely to join gangs or succumb to peer pressure.

4. Teach Your Child To Embrace Diversity.

Encourage your child to learn about different cultures and ethnicities. A well informed child can will understand and respect other people’s values.

5. Teach Your Child To Set Personal Boundaries.

Children need to have their personal space respected in order for them to respect other people’s personal space. Help your child to establish their boundaries and insist that he/she enforce them with their peers.

6. Establish A Nurturing Environment.

Children thrive in environments in which they know they are loved and respected. Remind them every day that you love them and support them.

7. Understand Your Child’s Thinking Process.

In order for you to be an advocate for your child in school, you must know and understand how your child learns. Is he/she creative, logical, musical, spatial, interpersonal, intrapersonal, naturalistic? Know your child’s capabilities and accept their creativity.

8. Let Them Think For Themsleves.

Encourage independent thinking. Let your child decide (within reason) what is appropriate for them. Give them enough room to make decisions, but also be there in case their plans don’t work out.

9. Teach Them Stress Management Skills.

Help your child to effectively deal with stress. Try not to contribute to their stress with demands and unrealistic expectations. Make learning fun!

10. Teach Your Child To Trust His/Her Instincts.

In order for children to be successful in life, they must learn how to trust their decisions. Your child needs to be confident in trusting his/her instincts and feelings. Children who trust themselves are less likely to participate in unhealthy behaviors. mroker@livelearnempower.com

Jumat, 06 Agustus 2010

7 langit, 7 malaikat, dan 7 amal sang penjaga

Dari Ibnu Mubarak dan Khalid bin Ma'dan, mereka berkata kepada Mu'adz bin Jabal, "Mohon ceritakan kepada kami sebuah hadits yang telah Rasulullah ajarkan kepadamu, yang telah dihafal olehmu dan selalu diingat-ingatnya karena sangat kerasnya hadits tersebut dan sangat halus serta dalamnya makna ungkapannya. Hadits manakah yang engkau anggap sebagai hadits terpenting?"

Mu'adz menjawab, "Baiklah, akan aku ceritakan..." Tiba-tiba Mu'adz menangis tersedu-sedu. Lama sekali tangisannya itu, hingga beberapa saat kemudian baru terdiam. Beliau kemudian berkata, "Emh, sungguh aku rindu sekali kepada Rasulullah. Ingin sekali aku bersua kembali dengan beliau...". Kemudian Mu'adz melanjutkan:

Suatu hari ketika aku menghadap Rasulullah Saw. yang suci, saat itu beliau tengah menunggangi untanya. Nabi kemudian menyuruhku untuk turut naik bersama beliau di belakangnya. Aku pun menaiki unta tersebut di belakang beliau. Kemudian aku melihat Rasulullah menengadah ke langit dan bersabda, "Segala kesyukuran hanyalah diperuntukkan bagi Allah yang telah menetapkan kepada setiap ciptaan-Nya apa-apa yang Dia kehendaki. Wahai Mu'adz....!

Labbaik, wahai penghulu para rasul....!

Akan aku ceritakan kepadamu sebuah kisah, yang apabila engkau menjaganya baik-baik, maka hal itu akan memberikan manfaat bagimu. Namun sebaliknya, apabila engkau mengabaikannya, maka terputuslah hujjahmu di sisi Allah Azza wa Jalla....!

Wahai Mu'adz...Sesungguhnya Allah Yang Maha Memberkati dan Mahatinggi telah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan petala langit dan bumi. Pada setiap langit terdapat satu malaikat penjaga pintunya, dan menjadikan penjaga dari tiap pintu tersebut satu malaikat yang kadarnya disesuaikan dengan keagungan dari tiap tingkatan langitnya.

Suatu hari naiklah malaikat Hafadzah dengan amalan seorang hamba yang amalan tersebut memancarkan cahaya dan bersinar bagaikan matahari. Hingga sampailah amalan tersebut ke langit dunia (as-samaa'I d-dunya) yaitu sampai ke dalam jiwanya. Malaikat Hafadzah kemudian memperbanyak amal tersebut dan
mensucikannya.

Namun tatkala sampai pada pintu langit pertama, tiba-tiba malaikat penjaga pintu tersebut berkata, "Tamparlah wajah pemilik amal ini dengan amalannya tersebut!! Aku adalah pemilik ghibah... Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku untuk mencegah setiap hamba yang telah berbuat ghibah di antara manusia -membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan orang lain yang apabila orang itu mengetahuinya, dia tidak suka mendengarnya- untuk dapat melewati pintu langit pertama ini....!!"

Kemudian keesokan harinya malaikat Hafadzah naik ke langit beserta amal shalih seorang hamba lainnya. Amal tersebut bercahaya yang cahayanya terus diperbanyak oleh Hafadzah dan disucikannya, hingga akhirnya dapat menembus ke langit kedua. Namun malaikat penjaga pintu langit kedua tiba-tiba berkata, "Berhenti kalian...! Tamparlah wajah pemilik amal tersebut dengan amalannya itu! Sesungguhnya dia beramal namun dibalik amalannya itu dia menginginkan penampilan duniawi belaka ('aradla d-dunya).Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku untuk tidak membiarkan amalan si hamba yang berbuat itu melewati langit dua ini menuju langit berikutnya!" Mendengar itu semua, para malaikat pun melaknati si hamba tersebut hingga petang harinya.

Malaikat Hafadzah lainnya naik bersama amalan sang hamba yang nampak indah, yang di dalamnya terdapat shadaqah, shaum-shaumnya serta perbuatan baiknya yang melimpah. Malaikat Hafadzah pun memperbanyak amal tersebut dan mensucikannya hingga akhirnya dapat menembus langit pertama dan kedua. Namun ketika sampai di pintu langit ketiga, tiba-tiba malaikat penjaga pintu langit tersebut berkata, "Berhentilah kalian...! Tamparkanlah wajah pemilik amalan tersebut dengan amalan-amalannya itu! Aku adalah penjaga al-Kibr (sifat takabur). Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku untuk tidak membiarkan amalannya melewatiku, karena selama ini dia selalu bertakabur di hadapan manusia ketika berkumpul dalam setiap majelis pertemuan mereka...."

Malaikat Hafadzah lainnya naik ke langit demi langit dengan membawa amalan seorang hamba yang tampak berkilauan bagaikan kerlip bintang gemintang dan planet. Suaranya tampak bergema dan tasbihnya bergaung disebabkan oleh ibadah shaum, shalat, haji dan umrah, hingga tampak menembus tiga langit
pertama dan sampai ke pintu langit keempat. Namun malaikat penjaga pintu tersebut berkata, "Berhentilah kalian...! Dan tamparkan dengan amalan-amalan tersebut ke wajah pemiliknya..! Aku adalah malaikat penjaga sifat 'ujub (takjub akan keadaan jiwanya sendiri). Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku agar ridak membiarkan amalannya melewatiku hingga menembus langit sesudahku. Dia selalu memasukkan unsur 'ujub di dalam jiwanya ketika melakukan suatu perbuatan...!"

Malaikat Hafadzah lainnya naik bersama amalan seorang hamba yang diiring bagaikan iringan pengantin wanita menuju suaminya. Hingga sampailah amalan tersebut menembus langit kelima dengan amalannya yang baik berupa jihad, haji dan umrah. Amalan tersebut memiliki cahaya bagaikan sinar matahari.
Namun sesampainya di pintu langit kelima tersebut, berkatalah sang malaikat penjaga pintu, "Saya adalah pemilik sifat hasad (dengki). Dia telah berbuat dengki kepada manusia ketika mereka diberi karunia oleh Allah. Dia marah terhadap apa-apa yang telah Allah ridlai dalam ketetapan-Nya. Rabb Pemeliharaku memerintahkan aku untuk tidak membiarkan amal tersebut melewatiku menunju langit berikutnya...!"

Malaikat Hafadzah lainnya naik dengan amalan seorang hamba berupa wudlu yang sempurna, shalat yang banyak, shaum-shaumnya, haji dan umrah, hingga sampailah ke langit yang keenam. Namun malaikat penjaga pintu langit keenam berkata, 'Saya adalah pemilik ar-rahmat (kasih sayang). Tamparkanlah amalan
si hamba tersebut ke wajah pemilikinya. Dia tidak memilki sifat rahmaniah sama sekali di hadapan manusia. Dia malah merasa senang ketika melihat musibah menimpa hamba lainnya. Rabb Pemeliharaku memerintahkanku untuk tidak membiarkan amalannya melewatiku menuju langit berikutnya...!'

Naiklah malaikat Hafadzah lainnya bersama amalan seorang hamba berupa nafkah yang berlimpah, shaum, shalat, jihad dan sifat wara' (berhati-hati dalam bermal). Amalan tersebut bergemuruh bagaikan guntur dan bersinar bagaikan bagaikan kilatan petir. Namun ketika sampai pada langit yang ketujuh, berhentilah amalan tersebut di hadapan malaikat penjaga pintunya. Malaikat itu berkata, 'Saya adalah pemilik sebutan (adz-dzikru) atau sum'ah (mencintai kemasyhuran) di antara manusia. Sesungguhnya pemilik amal ini
berbuat sesuatu karena menginginkan sebutan kebaikan amal perbuatannya di dalam setiap pertemuan. Ingin disanjung di antara kawan-kawannya dan mendapatkan kehormatan di antara para pembesar. Rabb Pemeliharaku memerintahkan aku untuk tidak membiarkan amalannya menembus melewati pintu langit ini menuju langit sesudahnya. Dan setiap amal yang tidak diperuntukkan bagi Allah ta'ala secara ikhlas, maka dia telah berbuat riya', dan Allah Azza wa Jalla tidak menerima amalan seseorang yang diiringi dengan riya' tersebut....!'

Dan malaikat Hafadzah lainnya naik beserta amalan seorang hamba berupa shalat, zakat, shaum demi shaum, haji, umrah, akhlak yang berbuahkan hasanah, berdiam diri, berdzikir kepada Allah Ta'ala, maka seluruh malaikat di tujuh langit tersebut beriringan menyertainya hingga terputuslah seluruh hijab dalam menuju Allah Subhanahu. Mereka berhenti di hadapan ar-Rabb yang Keagungan-Nya (sifat Jalal-Nya) bertajalli. Dan para malaikat tersebut menyaksikan amal sang hamba itu merupakan amal shalih yang diikhlaskannya hanya bagi Allah Ta'ala.

Namun tanpa disangka Allah berfirman, 'Kalian adalah malaikat Hafadzah yang menjaga amal-amal hamba-Ku, dan Aku adalah Sang Pengawas, yang memiliki kemampuan dalam mengamati apa-apa yang ada di dalam jiwanya. Sesungguhnya dengan amalannya itu, sebenarnya dia tidak menginginkan Aku. Dia menginginkan selain Aku...! Dia tidak mengikhlaskan amalannya bagi-Ku. Dan Aku Maha Mengetahui terhadap apa yang dia inginkan dari amalannya tersebut. Laknatku bagi dia yang telah menipu makhluk lainnya dan kalian semua, namun Aku sama sekali tidak tertipu olehnya. Dan Aku adalah Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib, Yang memunculkan apa-apa yang tersimpan di dalam kalbu-kalbu. Tidak ada satu pun di hadapan-Ku yang tersembunyi, dan tidak ada yang samar di hadapan-Ku terhadap segala yang tersamar..... Pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang telah terjadi sama dengan pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang belum terjadi. Pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang telah berlalu sama dengan pengetahuan-Ku terhadap yang akan datang. Dan pengetahuan-Ku terhadap segala sesuatu yang awal sebagaimana pengetahuan-Ku terhadap segala yang akhir. Aku lebih mengetahui sesuatu yang rahasia dan tersembunyi. Bagaimana mungkin hamba-Ku menipu-Ku dengan ilmunya. Sesungguhnya dia hanyalah menipu para makhluk yang tidak memiliki pengetahuan, dan Aku Maha Mengetahui segala yang ghaib. Baginya laknat-Ku....!!

Mendengar itu semua maka berkatalah para malaikat penjaga tujuh langit beserta tiga ribu pengiringnya, 'Wahai Rabb Pemelihara kami, baginya laknat-Mu dan laknat kami. Dan berkatalah seluruh petala langit, 'Laknat Allah baginya dan laknat mereka yang melaknat buat sang hamba itu..!

Mendengar penuturan Rasulullah Saw. sedemikian rupa, tiba-tiba menangislah Mu'adz Rahimahullah, dengan isak tangisnya yang cukup keras...Lama baru terdiam kemudian dia berkata dengan lirihnya, "Wahai Rasulullah......Bagaimana bisa aku selamat dari apa-apa yang telah engkau ceritakan tadi...??"

Rasulullah bersabda, "Oleh karena itu wahai Mu'adz.....Ikutilah Nabimu di dalam sebuah keyakinan...".

Dengan suara yang bergetar Mu'adz berkata, "Engkau adalah Rasul Allah, dan aku hanyalah seorang Mu'adz bin Jabal....Bagaimana aku bisa selamat dan lolos dari itu semua...??"

Nabi yang suci bersabda, "Baiklah wahai Mu'adz, apabila engkau merasa kurang sempurna dalam melakukan semua amalanmu itu, maka cegahlah lidahmu dari ucapan ghibah dan fitnah terhadap sesama manusia, khususnya terhadap saudara-saudaramu yang sama-sama memegang Alquran. Apabila engkau hendak berbuat ghibah atau memfitnah orang lain, haruslah ingat kepada pertanggungjawaban jiwamu sendiri, sebagaimana engkau telah mengetahui bahwa dalam jiwamu pun penuh dengan aib-aib. Janganlah engkau mensucikan jiwamu dengan cara menjelek-jelekkan orang lain. Jangan angkat derajat jiwamu dengan cara menekan orang lain. Janganlah tenggelam di dalam memasuki urusan dunia sehingga hal itu dapat melupakan urusan akhiratmu. Dan janganlah engkau berbisik-bisik dengan seseorang, padahal di sebelahmu terdapat orang lain yang tidak diikutsertakan. Jangan merasa dirimu agung dan terhormat di hadapan manusia, karena hal itu akan membuat habis terputus nilai kebaikan-kebaikanmu di dunia dan akhirat. Janganlah berbuat keji di dalam majelis pertemuanmu sehingga akibatnya mereka akan menjauhimu karena buruknya akhlakmu. Janganlah engkau ungkit-ungkit kebaikanmu di hadapan orang lain. Janganlah engkau robek orang-orang dengan lidahmu yang akibatnya engkau pun akan dirobek-robek oleh anjing-anjing Jahannam, sebagaimana firman-Nya Ta'ala, "Demi yang merobek-robek dengan merobek yang sebenar-benarnya..." (QS An-Naaziyat [79]: 2) Di neraka itu, daging akan dirobek hingga mencapat tulang........

Mendengar penuturan Nabi sedemikian itu, Mu'adz kembali bertanya dengan suaranya yang semakin lirih, "Wahai Rasulullah, Siapa sebenarnya yang akan mampu melakukan itu semua....??"

"Wahai Mu'adz...! Sebenarnya apa-apa yang telah aku paparkan tadi dengan segala penjelasannya serta cara-cara menghindari bahayanya itu semua akan sangat mudah bagi dia yang dimudahkan oleh Allah Ta'ala.... Oleh karena itu cukuplah bagimu mencintai sesama manusia, sebagaimana engkau mencintai jiwamu sendiri, dan engkau membenci mereka sebagaimana jiwamu membencinya. Dengan itu semua niscaya engkau akan mampu dan selamat dalam menempuhnya.....!!"

Khalid bin Ma'dan kemudian berkata bahwa Mu'adz bin Jabal sangat sering membaca hadits tersebut sebagaimana seringnya beliau membaca Alquran, dan sering mempelajarinya serta menjaganya sebagaimana beliau mempelajari dan menjaga Alquran di dalam majelis pertemuannya.

Al-Ghazali Rahimahullah kemudian berkata, "Setelah kalian mendengar hadits yang sedemikian luhur beritanya, sedemikian besar bahayanya, atsarnya yang sungguh menggetarkan, serasa akan terbang bila hati mendengarnya serta meresahkan akal dan menyempitkan dada yang kini penuh dengan huru-hara yang mencekam. Kalian harus berlindung kepada Rabb-mu, Pemelihara Seru Sekalian Alam. Berdiam diri di ujung sebuah pintu taubat, mudah-mudahan kalbumu akan dibuka oleh Allah dengan lemah lembut, merendahkan diri dan berdoa, menjerit dan menangis semalaman. Juga di siang hari bersama orang-orang yang merendahkan diri, yang menjerit dan selalu berdoa kepada Allah Ta'ala. Sebab itu semua adalah sebuah persoalan bersar dalam hidupmu yang kalian tidak akan selamat darinya melainkan disebabkan atas pertolongan dan rahmat Allah Ta'ala semata.

Dan tidak akan bisa selamat dari tenggelamnya di lautan ini kecuali dengan hadirnya hidayah, taufiq serta inayah-Nya semata. Bangunlah kalian dari lengahnya orang-orang yang lengah. Urusan ini harus benar-benar diperhatikan oleh kalian. Lawanlah hawa nafsumu dalam tanjakan yang menakutkan ini. Mudah-mudahan kalian tidak akan celaka bersama orang-orang yang celaka. Dan mohonlah pertolongan hanya kepada Allah Ta'ala, kapan saja dan dalam kadaan bagaimanapun. Dialah yang Maha Menolong dengan sebaik-baiknya...

laa haula wa laa quwwata illa billaah...

puasa dan pengendalian stress

Banyak tokoh dunia yang mencari kekuatan mental serta kesempurnaan moral dengan melakukan puasa. Mahatma Gandhi, tokoh legendaris India dalam bidang politik maupun spiritual, sengaja berpuasa selama 21 hari demi mencapai tujuan perjuangannya bagi perdamaian India. Bung Karno dalam kegigihan dan heroismenya, disebut sering berpuasa, terutama pada saat-saat kritis melawan penjajah Belanda maupun Jepang.

Ibadah puasa setiap bulan Ramadhan, seperti yang hendak ditunaikan umat Islam pada bulan Ramadhan ini pun tidak hanya mengandung manfaat rohani. Menurut acuan teori yang logis konseptual, berikut hasil eksperimen atau riset di Barat, ternyata ibadah puasa sangat potensial untuk mencekal berbagai penyakit atau mempercepat proses (katalisator) penyembuhannya.

Tanpa sikap sabar, tawakal, dan syukur, maka jiwa kita - meski beridentitas mukmin atau mukminat - dinyatakan sakit atau mengidap penyakit rohaniah. Namun, berkat ibadah puasa dengan penuh keimanan dan tulus ikhlas mampu mempercepat proses penyembuhan berbagai penyakit. Itulah sebabnya Allah s.w.t. sudah menegaskan bahwa segala penyakit sesungguhnya ada obatnya, namun orang sering terpaku pada pengobatan lahiriah saja.

Ekses modernisasi
Dampak modernisasi dengan segala eksesnya di segala bidang kian terasa, khususnya terhadap kesehatan individu dan sosial. Seperti kita ketahui, masalah kesehatan berpengaruh langsung terhadap kualitas sumber daya manusia. Sebab itu, ekses-ekses yang biasa timbul sebagai akibat sampingan dari kehidupan modern perlu kita tekan sekecil mungkin dengan berbagai cara yang lebih berdaya guna.

Perusahaan-perusahaan di Malaysia, Singapura, dan Indonesia kini tengah dipacu melangkah maju dengan inovasi dan investasi di bidang riset dan pengembangan dalam upaya menjadikan negara-negara ini berkekuatan ampuh di bidang teknologi seperti Eropa, AS, dan Jepang. Kemajuan pesat di bidang sains dan teknologi selama ini memang patut disyukuri. Namun, jangan lupa, sudah sering diingatkan oleh para ahli sosiologi bahwa modernisasi - di mana saja dan kapan saja - menimbulkan the agony of modernization.

Derita sebagai dampak modernisasi ini dialami oleh hampir semua orang dalam kadar yang bervariasi. Yang paling sial adalah mereka yang belum dapat beradaptasi dengan perubahan yang begitu cepat, sekaligus tidak mengamalkan ajaran agamanya. Ekses-ekses dari modernisasi sebenarnya sudah disinyalir pakar kedokteran jiwa sebagai biang penyebab penyakit psikosomatis, lantaran kehidupan modern tak jarang menimbulkan stres yang tak terkontrol.

Tantangan yang kita hadapi dalam kehidupan modern ini, bukan hanya penyakit fisik dan mental, tetapi sekaligus penyakit sosial. Bagaimana tidak? Gaya hidup individualistis dan kesenjangan sosial sebagai ekses modernisasi kini kian tajam. Tak diragukan lagi bahwa penyakit sosial berakar dari kondisi kesehatan masing-masing orang.

Oleh karena itu, status kesehatan seseorang menurut WHO harus meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial. Sedangkan pengamalan ibadah - berpuasa terutama - bukan hanya akan mencekal berbagai penyakit yang dipicu oleh stres lepas kendali, tetapi juga dapat memperbaiki kondisi kesehatan sosial seseorang. Sebab, kalau ibadah ini diamalkan dengan penuh keimanan dan setulus hati, otomatis akan menggugah altruisme atau rasa cinta kasih tanpa pamrih terhadap sesama manusia.

Pengendali stres
Kehidupan dalam arus modernisasi - di perkotaan atau kota-kota besar terutama - sering diliputi stres yang tak terkontrol, lebih-lebih dengan seringnya terjadi kemacetan lalu lintas dan kejahatan yang terjadi seperti akhir-akhir ini. Tetapi, jahatkah stres itu?

Pada dasarnya stres bisa berpengaruh negatif maupun positif, tergantung orangnya. Seperti kita ketahui, persoalannya tergantung apakah kita bisa mengendalikannya atau tidak. Orang-orang yang tak mampu mengendalikan stres itu merasa tertekan dan tak tenang. Kondisi psikis yang serba tak enak itu, menurut riset kedokteran, telah memicu timbulnya berbagai penyakit berat, yaitu penyakit kardiovaskuler (pembuluh darah dan jantung), hipertensi, ginjal, tumor/kanker, diabetes, maag, depresi, dan insomnia. Tak heran bila pihak WHO menyebutkan, stres lepas kendali ini merupakan pembunuh terbesar di dunia. Statistik perihal itu menunjukkan "penyakit gaya hidup modern" yang 30 tahun silam tak dikenal di negara-negara berkembang kini malah jadi penyebab kematian 40 - 50%.

Dalam bukunya The Turning Point: Science Society and the Raising Culture Capra menyatakan, stres lepas kendali merupakan salah satu ekses modernisasi yang diakibatkan oleh terpisahnya sains dan teknologi dari pengaruh spiritual keagamaan. Padahal, jenius kaliber dunia Albert Einstein pernah berkata, "Ilmu pengetahuan tanpa agama akan buta dan agama tanpa ilmu pengetahuan akan lumpuh."

Sebenarnya, kalau saja stres itu kita kendalikan dengan berpuasa secara reguler misalnya, minimal bisa membangkitkan energi mental agar orang bersemangat, percaya diri, dan optimistis, sehingga bersikap pantang mundur serta selalu terpacu untuk mencapai prestasi atau kesuksesan yang diridhai Tuhan. Dengan kata lain, stres yang terkendali justru merupakan daya pendorong, tenaga konstrukstif di balik kreativitas, yaitu untuk mengungkit prestasi dalam bidang apa saja.

Perubahan jadwal makan-minum selama berpuasa pun tak luput dari stres, sebab orang harus menahan lapar dan dahaga seharian. Untungnya, hal itu, menurut hasil riset, hanya memiliki nilai stres 15. Ini ternyata jauh di bawah nilai stres 29 akibat perubahan tanggung jawab dalam pekerjaan, dan nilai stres 53 akibat sakit atau kecelakaan. Yang lebih menggembirakan lagi, sesudah orang berpuasa memasuki minggu kedua, umumnya stresnya kian terkendali, lantaran fisik maupun mentalnya sudah bisa beradaptasi secara mantap. Jadi, dengan berpuasa pun kita bisa mengendalikan stres.

Sebagai psiko-fisio terapi
Karena berpuasa secara teratur mampu mengendalikan stres, maka tak heran jika terapi puasa ini berkembang peminatnya dan cukup populer di Eropa dan Amerika Serikat, karena berbagai penyakit berat akibat pengaruh stres berkepanjangan bisa dicekal atau dipercepat proses penyembuhannya di samping upaya medis.

Di klinik dekat Pyrmont, Jerman, dr. Otto Buchinger dan kawan-kawan telah banyak menyembuhkan pasien dengan terapi puasa. Penyembuhan meliputi penyakit fisik dan kejiwaan, sehingga bisa dikatakan sebagai psiko-fisio terapi. Setelah para pasien dirawat secara medis selama sekitar 2 - 4 minggu dan berdisiplin puasa, ternyata mereka lebih cepat sehat dan segar kembali baik fisik maupun mentalnya. Juga lebih bergairah hidup. Berbagai penyakit, antara lain penyakit kardiovaskuler, ginjal, kanker, hipertensi, depresi, diabetes, maag dan insomania, juga dapat disembuhkan.

Dr. Yuli Nekolar dari Moscow Institute of Psychiatry pun melaporkan hasil risetnya bahwa upaya penyembuhan secara medis yang disertai dengan terapi puasa hasilnya lebih baik dan lebih cepat. Hal ini juga telah dibuktikan kehandalannya oleh para pasien yang menjalani terapi puasa itu di sejumlah klinik Health Spa di Amerika. Meski cara berpuasa di klinik itu tak persis sama dengan praktek puasa Ramadhan, tapi dasar fisiologi dan biokimia yang terjadi dalam tubuh pada prinsipnya sama.

Manusia modern hingga kini masih kewalahan menghadapi ulah aneka macam penyakit. Entah itu penyakit fisik maupun mental, di samping penyakit sosial yaitu dalam hal pencegahan, penyembuhan, dan terutama dalam upaya mengatasi perkembangan penyakit. Sebab terbukti bahwa obat-obatan hasil rekayasa otak manusia, dari yang tradisional sampai yang dijamin secara medis, bisa manjur namun bisa juga tidak mempan, padahal sering harus ditebus dengan biaya relatif mahal. Belum lagi kita dihadang untuk menanggulangi keganasan penyakit AIDS yang belum ada obatnya.

Namun, segala penyakit "canggih" itu tentu tak akan mampu mendekat apabila kita melaksanakan komitmen iman-takwa-moral yang menjadi esensi ibadah puasa. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan.


(Soekirno, Ketua Forum Kajian Islam dan Aplikasi Sosial-Kemasyarakatan dan pustakawan pada Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI, Jakarta)



Note: www.indomedia.com