Selasa, 04 Desember 2012

Rangkuman thread seputar lotus birth, yoga, meditasi, hipnoterapi dan hypnobirthing, juga self healing

Rangkuman thread seputar lotus birth, yoga, meditasi, hipnoterapi dan hypnobirthing, juga self healing By Ardiba Sefrienda and Lely Citra Maharani in Gentle Birth Untuk Semua (Files) · Edit Doc Beberapa hari ini, saya menerima pertanyaan seputar lotus birth, yoga, meditasi, hipnoterapi dan hypnobirthing, juga self healing. Jika dirangkum, kira-kira pertanyaannya antara lain sebagai berikut: 1. Apakah dalam lotus birth adalah sebuah ritual? harus dibaca-bacain "sesuatu?" 2. Apakah yoga selalu berhubungan dengan mantra dan ritual ajaran agama tertentu? 3. Bagaimana sih cara kerja hipnoterapi atau hypnobirthing? Apakah menggunakan jin? Apakah ada sesi kita diminta mengosongkan pikiran sehingga rawan kerasukan? 4. Self healing itu apa? meditasi? jangan-jangan syirik.... Saya mengundang para narasumber agar sudi berbagi dan menjelaskan di sini, agar mispersepsi bisa diminimalisir, serta kita semua tidak terburu-buru menghakimi sesuatu sebelum mengenalinya lebih jauh. Silakan, Mbak Yesie Aprillia, Ibu Lanny Kuswandi, Mbak Tantri Maharani Setyorini, Dr Aviasti Pratiwi, Mas Reza Gunawan, Mas Yudhi Widdyantoro, Mbak Pujiastuti Sindhu. Bunda-panda yang ingin berbagi, juga dipersilakan ya... Sumangga.. :) Rika Winurdiastri: Yg saya tau meditasi, yoga itu aktivitas yg netral, tp teori2nya memang banyak istilah hindu krn mungjin memang ditemukan di india. Meditasi kan aktivitasnya berhening ria, mendengarkan alam2 dst, dan bagusnya dilakukan di jam 3 pagi-an bukan? Sami mawon sama konsep berkhalwat, tafakur dan tahajud kata saya mah. Tp krn istilah ini mungkin dikembangkan oleh org dari agama dan budaya tertentu (cmiiw), kalo kita browse inet, yg ditemuin memang hal hal yg identik dgn agama tersebut, ada mantra, ada baca bacaan. Kalo sy pribadi, walopun sy tau "bebacaan" dalam yoga itu artinya netral (aku percaya kepada kebenaran dlm diriku dst), terus terang sy mah tidak suka mengucapkannya sbagai suatu ritual, tahapan yg harus dilakukan. Jd kalo nonton video yoga mah sy skip, hehe. Knapa harus melafalkan teks tertentu kalo dlm keyakinan kita, kita punya bebacaan yg lebih dahsyat (subyektif ya). *opini* (February 10 at 10:34am via mobile) Kalo nyontek obrolan mas reza gunawan pas nobar, skrg sgala yg natural malah diberi label seolah adalah sesuatu yg baru, 'inovasi' (imd, rooming in) lotus birth jg termasuk, kataku mah. Monyet jg melakukan lotus birth, kurasa antar monyet tdk meributkan apakah itu ritual budaya suku monyet tertentu. Emang sih.. Pionir2 yg mengembalikan lotus birth menjadi sesuatu yg normal dilakukan itu dari kalangan tertentu, yg religius, dan memasukkan senandung (eh lupa mba prita, apa itu nama lagunya), artinya apa ya mba, kalo ga salah pujian/syukur. Mungkin utk banyak pionir gb d sini, hal itu penting. Tp buat sy, it doesn't have to be that way. Terserah gmn kita mau menganggap buat apa lotus. Ada yg melakukan lotus utk alasan religius, ada yg krn ingin melakukan hal yg alami (saja). Ungkapkan syukur dgn ekspresi masing2*ih pertanyaannya banyak jd yg pengen dikomen banyak* (February 10 at 11:17am via mobile) Mia Ilmiawaty Saadah: trus bu, ttg lotus birth yg juga ditemukan dalam ajaran Budha, Hindu, Kristen serta Yahudi. itu gimana ya bagi umat muslim? adakah yg bisa share ttg pendapat ulama terkait ini? biar makin mantep aja gitu..soalnya kalau dari manfaatnya kan banyak sekali ya.. (February 10 at 12:36pm) Reza Gunawan: problem dasarnya menurut opini pribadi saya, faktor perspektif religius kadang terlanjur dapat tempat yang terlalu absolut dalam diri kita, sehingga untuk mempertimbangkan suatu pilihan dengan bijak dan jernih, menjadi sesuatu yang hampir mustahil bagi sebagian orang, dan malah lompat terlalu awal pada kesimpulan yang salah tanpa mengenal. Ini juga ditemukan pada para pemuka agama yang dijadikan sebagai narasumber benar oleh umatnya. Ini sama absurdnya dgn bertanya tentang waterbirth kepada obgyn yang tdk pernah mempelajari dan mempraktekkannya. Jadi memang isunya tidak semata ttg klarifikasi ttg yoga, meditasi, lotus birth atau selfhealing, namun bersediakah kita menjadi konsumen yang pintar, seimbang dlm berpikir, dan berani bertanggung jawab atas keputusan sendiri, ketimbang cari aman dgn ikut membeo ke mayoritas. panjang sekaliiiiiiii.... (February 10 at 2:12pm via mobile) Meilany Azizah: jawaban ala kadarnya : 1. lotus birth memang terdapat pada ajaran agama tertentu. tapi apakah itu rtual atau tidak tergantung persepsi masing2. untuk yang tau manfaatnya, mungkin tidak pernah berpikir itu adalah ritual. ritual setelah proses bersalin, ia..karena ingin memberikan yang terbaik untuk bayinya dengan syarat memungkinkan untuk lotus birth. apakah dibacain "sesuatu", mungkin kalau yg beragama muslim, pake bismillah kali yak :D ga usah lotus birth, ngapa-ngapain kita juga memulai dengan bismillah (utk muslim). 2. haeduuuuhhh yoga ko berhubungan dengan mantra ? yoga itu berhubungan dengan kesehatan :p melatih otot2 panggul, melatih nafas, sangat membantu untuk ibu hamil karena ada beberapa posisi yang memang untuk persiapan persalinan dan mengatasi nyeri2 pada saat kehamilan, misal : kalau yg sering sakit pinggang, ada posisi khusus yang bisa bantu mengurangi. ritual ajaran agama tertentu ? hmmm i said no, jangan karena ada kata2 'namaste" dll trus kita mengkait-kaitkan dengan agama. berpikirlah terbuka ;) 3. cara kerja hipnoterapi atau hypnobirthing, setau saya dengan relaksasi yang mendalam atau menanamkan niat ke pikiran bawah sadar kita. sesi mengosongkan pikiran hingga kerasukan ? wiiihh kalau bener kaya gitu mah, saya ga mau belajar hypnobirthing :p wkwkwkkwwkwk.. gaklah, emang pikiran kita bisa benar2 kosong ? hmmm setau saya, pada saat saya mencoba rileksasi, pikiran saya tidak benar2 kosong. ada aja yang seliweran, tapiiiiii anggap aja itu sebagai bumbu dan terus fokus utk merilekskan otot2 dan pikiran kita. hmmm klo menggunakan jin, noh jinnya ada bubid yesie, bubid rini, bubid lidya..suhunya ada lg *ga berani nyebut nama..qiqiiqiqiqi *piiiiiiisss para guru..muaaaachh :-* 4. kalau self healing udah dijawab kan sama pakarnya :D, (February 10 at 2:13pm) Rika Winurdiastri: Org2 yg otaknya dlm alfa state, baik itu ga sengaja ataupun dikondisikan (lg berdoa khusyu jg alfa), termasuk org2 yg punya kepekaan super tinggi (org2 yg spektrum auranya mendekati atas- indigo dan sekitarnya) itu memang lebih mudah utk mendapat sugesti baru (positip atau negatip), juga lebih mudah utk 'kemasukan', karena kepekaannya yg tinggi (jd bukan krn dia kurang soleh atau apa). Tp kita mengalami alfa state setiap hari. Jd dlm sehari hari kita, kita mengalami kok momen tertentu dmn kita mudah kemasukan sesuatu (sugesti, atau bs jadi jin). Mangkanya kalo sy yg muslim, sy mah dibekalin 'mantra' yg sudah diajarkan utk menangkal itu --yg paling gampang surat tri qul, dan selalu memohon perlindungan. Proses hipnoterapinya sndiri sih tidak ada urusan minta tulung sm pihak lain.Kita kan hipnoterapi anak kita tiap hariii "anakku soleh, pinter, rajin makan sayur, blablabla" (February 10 at 2:25pm via mobile) Dyah Pratitasari ini sekadar share ya.. dan mohon maaf kalau menyinggung soal agama. Insyaallah, kita semua berjanji untuk berdiskusi dengan pikiran terbuka dan saling menghargai. Betul? :) 1. Yang saya tahu, lotus birth itu cuma nama, yang diberikan pada metode dimana bayi yang lahir tali pusatnya tidak dipotong, tapi dibiarkan puput dengan sendirinya. Soal mau "dibaca-bacain" atau tidak, atau dibacakan sesuatu (baik yang berkaitan dengan ajaran atau tidak) itu kembali keyakinan pelakunya masing-masing. Yang jelas, tidak ada kewajiban untuk melakukan ritual atau membaca “bacaan” tertentu. Tentang lotus birth yang juga ditemukan dalam ajaran Budha, Hindu, Kristen, Yahudi, dan bagaimana bagi umat muslim? Saya pernah berdiskusi dengan seseorang yang mendalami agama, dan jawaban beliau kurang lebih begini: Ari-ari (plasenta) pada dasarnya sama seperti bagian-bagian tubuh manusia lainnya yang terlepas dari tubuhnya, sehingga tidak ada perlakuan khusus terhadapnya. Jadi setelah tidak bermanfaat, ia boleh saja ia dibuang, dilempar ke laut, atau yang lain, selama tidak mencemari lingkungan (bikin bau busuk dsb), kesehatan, mengganggu kenyamanan orang lain, atau menimbulkan mudharat dari bau yang ditimbulkannya. Meskipun demikian, dari cara-cara tadi, yang terbaik untuk menghindari itu semua adalah dengan menguburnya kedalam tanah. Alasannya, jasad manusia memiliki kehormatan makan apa saja yang terlepas darinya juga perlu dijaga kehormatannya, dan diperlakukan sebagaimana saat orang tsb meninggal dunia. Ini mengacu pada tafsir al Qurthubi bahwa al Hakim at Tirmidzi menyebutkan didalam kitab “Nawadir al Ushul” bahwa Nabi saw bersabda,”Potonglah kuku-kuku kalian dan kuburkanlah potongan-potongan kuku kalian, bersihkan sela-sela jari kalian, bersihkan gusi kalian dari makanan dan gosoklah gigi kalian. Janganlah kalian mendekatiku dengan mulut yang bau.” Jadi apabila ari-ari tersebut dikuburkan maka sesungguhnya ia adalah penguburan biasa, tidak ada ritual-ritual tertentu didalamnya dan tidak perlu meletakkan penerangan diatasnya apalagi disertai dengan berbagai keyakinan-keyakinan yang mengandung unsur-unsur kesyirikan. Begitu juga jika tali pusat itu ditunda atau tidak dipotong untuk tujuan yang bermanfaat bagi kesehatan dan memuliakan manusia, boleh-boleh saja. Yang penting, ketika ia masih menempel, tidak membuat orang sekitarnya terganggu dengan baunya (dan dalam lotus birth, disarankan untuk menaburkan garam laut, herba (bubuk kunyit, habbats, kayu manis, lavender, dsb) atau bunga-bungaan. Perannya bukan untuk sesajen, melainkan untuk mencegah bau busuk, dan membantu mengeringkan plasenta). Secara pribadi sih, saya memandang seruan untuk Iqra’ itu meliputi ayat kauniyah dan qauliyah. Alias, bukan hanya apa yang sudah tertera di dalam kitab suci, namun juga membaca “bahasanya semesta”. Pada pengalaman mempersiapkan persalinan Jose kemarin, saya justru tertarik menyandingkan dua isu sekaligus: lotus birth (tali pusat tidak dipotong) dan pemotongan segera pada tali pusat. Dilihat dari budaya atau kebiasaannya, barangkali ini tradisi dari golongan tertentu. Namun kalau kita mau melebarkan sudut pandang dan melihat lotusbirth dari hal yang paling dasar, ini merupakan cara menangani persalinan yang sangat “primitif”, sebelum manusia mengenal sebuah ilmu pengetahuan bernama kedokteran, dimana di sana mulai diajarkan bahwa tali pusat harus dipotong segera (sebagai prosedur yang berlatar belakang tindakan gawat darurat, sementara tidak semua persalinan itu gawat, dan kalaupun sekarang seolah2 gawat darurat semua --- di sinilah kita semua berada: untuk belajar merunutnya bersama-sama: apa yang selama ini luput dari perhatian kita? Jangan-jangan selama ini kita menganggap sesuatu itu “benar” lantaran sudah jadi “kebenaran” warisan sehingga menjadi “haram” untuk dipertanyakan? Maksud saya, di saat yang sama, apakah kita juga sudah bertanya ttg pemotongan tali pusat segera yang sekarang disebut “persalinan umum” itu, asal usulnya darimana, apa saja alasannya, dsb?). Hehehe… 2. Tentang yoga… Di Indonesia, persoalan hukum yoga mulai mencuat sejak Ahli majlis Muzakarah Fatwa Kebangsaan (AMMFK) yang bersidang pada 22-24 Oktober 2008 di Kota Bharu Kelantan, Malaysia, menyatakan bahwa yoga diharamkan. Sehubungan dengan hal itu, para ulama di Indonesia lantas meninjau yoga yang berkembang di Indonesia. Mereka menilai, yoga di sini berbeda dengan yang ada di negara asalnya (India), juga yoga yang dilakukan oleh mayoritas orang India di Malaysia. Sebab, yoga yang berkembang di Indonesia lebih bersifat olah tubuh meliputi body, mind, spirit, dan bertujuan untuk kesehatan jiwa dan raga. Berdasarkan hal tsb, Forum Ijtima Ulama Komisi III Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) se-Indonesia III mengeluarkan fatwa yang terbagi dua mengenai yoga. Yoga yang diharamkan adalah yang bersifat ritual dan spiritual agama lain. Sementara yang bersifat olah fisik, pernapasan, dan bertujuan untuk kesehatan, hukumnya mubah (boleh). Memang sih… kalau cuma belajar tentang yoga tanpa terjun langsung ke dalamnya, atau hanya bermodalkan browsing youtube di internet, barangkali kesan bahwa yoga=ritual agama tertentu akan menjadi dominan. Namun kalau kita mempelajari dengan mengenalinya secara langsung, pada pengalaman pribadi saya, kok… tidak demikian ya? Di Jakarta, saya malah belum pernah menjumpai guru yoga yang meminta muridnya untuk melafalkan bacaan tertentu. Sejauh ini, saya malah diminta untuk memulainya dengan doa, sesuai keyakinan saya sendiri. Dan setelah belajar yoga, saya malah jadi bisa lebih menikmati shalat. Jujur saja, dulu saya memposisikan shalat sebagai kewajiban. Kalau nggak shalat, saya akan dosa, masuk neraka, dsb. Namun setelah mengenal yoga, belajar menghayati ajarannya tentang pentingnya arif memperlakukan tubuh, dan sebagainya-sebagainya, saya makin takjub pada kebesaran Allah. Betapa, dalam agama saya, semua itu juga ada dalam shalat. Hanya saja, selama ini saya tidak memperoleh manfaatnya karena shalatnya nggak mindfulness. Meditasi? Semua itu juga bisa dilakukan dengan zikir dan tilawah. Hanya saja, selama ini saya belum tahu karena zikir dan ibadahnya masih sebatas menjalani doktrin. Bagi saya, yoga, meditasi, hipnoterapi, hanyalah jalan untuk membaca maksud di balik semua yang selama ini saya pahami sebagai kewajiban semata sebagai seorang “hamba”. Berkat belajar beberapa metode tadi, saya malah jadi bisa mulai belajar untuk melakukan sesuatu berdasarkan cinta. Bukan lagi karena takut dosa atau masuk neraka. Wallahu a'lam, ya… sekali lagi, ini pendapat berdasarkan pengalaman pribadi. Maafkeun kalau kepanjangan…Informasi yang lebih lanjut tentang yoga, kiranya para yoga master kita, Mas Yudhi Widdyantoro, Mbak Pujiastuti Sindhu, atau Mbak Amalina Tri Hidayati lebih kompeten untuk menjelaskan :) (February 10 at 2:36pm) Lanny Kuswandi: Makasih Mei, luar biasa. Hypno-birthing sesungguhnya bukan ilmu yang baru. Saya belajar pertama juga dari Ibu saya saat hamil pertama . Pesan Ibu saya selalu pikiran yang tenang, happy semasa hamil, ternyata kalau selalu happy murah senyum , saat melahirkan mulut rahim juga mudah membuka lancar. Malah dulu sempat diberi peniti , gunting dll dan setiap ganti baju nyebut saya jabang bayi sehat dan selamat, ternyata bahasa kerennya itu adalah afirmasi shg saat saya melahirkan NIKMAT sekali. Kalau dulu pake peniti saat ini dijaman serba komputer ya nggak usah pakai peniti lagi yang penting rajin afirmasi. Nah saat ini sdh diteliti secara ilmiah jadi jangan ragu untuk melakukannya.Disaat sesi hypno-birthing kita tdk pernah mengosongkan pikiran tapi yang kita latih mengistirahatkan pikiran, beda sekali. Nah karena hypno-birthing itu ilmu pengetahuan dan ketrampilan agak susak kalau hanya sekedar membaca , ikut saja dan rasakan sehingga bisa menjadi bukti. Have a nice weekend. (February 10 at 2:43pm) Dian Ps: Waah suka bangettt thread ini, makasih bunda dyah a.k.a prita hehe (aku baru ngeh panggilannya), sebagian dari pertanyaanku sudah terangkum di sini...terus, kalau tentang transfer energi (positif) kaitannya dgn selfhealing,hypnotheraphy, bgm ya? Mekanismenya?. (February 10 at 3:27pm via mobile) Reza Gunawan: transfer energi itu gak ada, kaya konseptual, terkadang dipakai sebagai metafora yg memudahkan praktisi terapi berbasis energi hidup. yang sebenarnya terjadi, dalam pengertian saya adalah induksi energi. seperti kalo kita mendekatkan magnet dan menggosoknya ke besi, maka besi tersebut akan juga menjadi magnetis, namun sebenarnya si magnet tidak mentransfer/mengisi besi tersebut, namun menularkan sifat magnetisnya. juga mumpung lagi ada kesempatan meluruskan, dalam pengertian saya, istilah energi negatif atau posifif sesungguhnya hanyalah mitos, yg tidak benar2 ada. (February 10 at 4:45pm via mobile) Yesie Aprillia: menambahin jawaban mbak prita yang sudah cukup detail, 1. lotus birth memang benar ada di hampir semua ajaran sebenarnya hanya saja memang tidak di jabarkan dengan sangat jelas (kalau kristen di jelaskan di Yehezkiel 16, kenapa di ambil kata lotus karena di ibaratkan seperti bunga lotus yang sempurna. lalu apakah di baca-bacain...saya kalau menolong pasien juga selalu tak baca-bacain...ya doa supaya semuanya bagus dan baik 2. Kalau Yoga...ya karena berasal dari india yang notabenenya hindu mungkin orang melihatnya dari situ lha kalau mau di ganti nama juga bisa to? Yoga jadi SKJ, atau jadi Yogi, atau istilahnya jadi susi..juga bisa, ini hampir sama sma meditasi dikiranya meditasi ajaran hindu buda, ya enggak...dzikir..tahanuts..termasuk meditasi, nah tinggal kita aja kok. 3. nah apalagi maslaah hypnobirthing... nah mari sama-sama mencoba memahami dengan jernih, hening, positif...kalau penasaran..coba saja masuk pasti penasarannya ilang... mari kita belajar bersama...lha wong di GBUS ini lengkap bangat.. pakar Yoga ...ada pakar meditasi...ada pakar self healing...ada pakar hypnobirthing...ada juga jadi bunda dan panda yang belum paham dan belum tau ikuti saja program para pakar...di jamin penasaran hilang dan mak nyuuus rasane...;) (February 10 at 6:41pm) Hanita Fatmawati: Setelah makan siang rasanya tergoda pingin ikut ngacak-ngacak thread ini, terutama di bagian lotus birth dan self healing, maaf bila tanpa sengaja diselingi sesi curcol tak terencana *senyum jail... Sebagai pengikut nabi Muhammad, saya tidak menemukan satu ayat maupun hadispun yang mengatur bagaimana tata cara bersalin yang baik. Sempat sedikit tau kisah Siti Maryam unassisted chilbirth di bawah pohon kurma, dalam posisi tegak, bergelantung pada dahan, tapi sekali lagi detil posisi tsb baru konon katanya... Nah galau maksimal lah saya mencari rolemodel dan panduan secara literatur agama. Namun saya sadar, pasti Tuhan saya tidak memberikan secara gamblang menunjukkan perintah adab bersalin adalah agar kita mau berpikir dan mencari. Dia ingin kita sadar bahwa kita menyimpan kekuatan besar, mampu, dan punya anatomi sempurna. Maka berjalanlah pencarian itu, kalo ditengah jalan memang ketemunya sama lotus birth, self healing, yoga...well saya sih mikirnya pertolongan Allah tuh ada dimana-mana bs lewat siapa saja.. Lotus birth, yoga, dan self healing, memiliki benang merah yg sama-->memberikan manfaat kesehatan, tp juga memberikan gerbang raksasa menuju pengetahuan selanjutnya. Bagi yg awam, pelajari saja seperlunya, ambil saja manfaat medisnya, spiritualnya gak wajib kok, gak sempet juga, kita masih sibuk dgn keluarga masing2. Spiritual berkenaan dengan spirit, 3000 gulungan perkamenpun tak mampu membahasnya. Diatas lotus birth, masih ada plasentofagi, plasenta dicincang kecil2, dimasukkan kapsul, lalu diminum si ibu, atau dipotong sebagian lalu dimasak bersama makanan lain. Suatu bentuk paling ekstrim menurutku dari praktik non severance umbilical cord. Inilah yg gak pernah saya sarankan buat muslim. Kalo yg beragama lain, lakukan saja bila pilihan itu dilakukan dgn sadar. So IMHO lotus birth is fine..gak wajib juga...pun yg lotus birth jg gak keren-keren amat. Terakhir, terimakasih mbak prita sudah melempar petasan banting yg mampu memanggil suhu-suhu terhormat di grup ini untuk keluar dari pertapaannya. Saya janji ini komen saya yg terpanjang di 2012, besok2 gak gini lagi. Peace, love, and gentle... (February 13 at 12:12pm via mobile) Dyah Pratitasari nambahin ttg hipnosis; “Hipnosis Massal” (Bagian I) Jangan pernah berpikir, hipnosis adalah kondisi ketika orang “tidak sadar” bisa dipermainkan semaunya atau disuruh melakukan perbuatan di luar pilihan bebas yang bersangkutan. Itu hanya terjadi dalam “stage hypnosis”, alias di atas panggung pertunjukan. Karenanya, yang dipakai pun teknik induksi cepat, yang biasanya kita lihat, dengan cara menjentikkan jari atau melewatkan tangan beberapa senti di muka wajah orang yang “dikerjai”. Ada bagusnya bila saya meluruskan sedikit tentang hipnosis yang sering simpang-siur di negeri ini. Tapi mari kita simak dulu “dunia elektrik” otak kita yang luar biasa dan dapat direkam dalam bentuk elektro-ensefalo-gram (EEG). Kita berada dalam gelombang beta, saat terjaga penuh. Saat ini pikiran dan emosi mampu menanggapi rangsang dari luar maupun dari dalam, yang keseluruhan pengalaman kita itu dikontrol oleh ruang dan waktu. Sepenuhnya alam sadar menguasai kita dan pintu pembatas ke alam bawah sadar seakan “terkunci rapat”. Gelombang alfa muncul saat kita sedang "asyik" dengan sesuatu, terfokus atas sesuatu, segalanya menjadi mudah dan simpel. Fisik rileks dan kreativitas meninggi. Gelombang teta, merupakan portal/pintu masuk tidur lelap. Paling tidak kita rutin alami 2 kali sehari. Yaitu, ketika sedang proses hampir tertidur di malam hari dan ketika sedang menjelang terbangun di pagi hari. Dalam hipnosis, gelombang teta dipertahankan agar alam bawah sadar dengan mudah “membuka diri” dan menerima sugesti-sugesti untuk perubahan perilaku, mengungkap kejadian-kejadian masa lalu untuk kepentingan terapi. Gelombang teta masih tetap memungkinkan orang untuk lancar berbicara dalam sesi hipnoterapi, bahkan menjawab dialog-dialog dengan terapis. Gelombang delta menunjukkan kondisi terlelap, tidur yang dalam. Ada penurunan vibrasi mental. Mimpi terjadi di sini, alam bawah sadar terbuka lebar—itulah sebabnya interpretasi mimpi di tangan seorang terapis yang terlatih dan bertanggung jawab, dapat membantu menyelesaikan masalah yang sulit dipecahkan. Namun alasan saya menulis artikel ini bukan mempersoalkan tentang hipnoterapi di kamar praktik, melainkan “hipnosis massal” yang setiap saat kita alami selama gelombang alfa otak sedang bekerja. Barangkali suatu hari akan saya membuat penelitian menarik, apakah kondisi terjaga manusia sebenarnya lebih banyak berada dalam gelombang beta ataukah alfa. Mengapa ? Kenyataannya, di tengah rapat serius terkadang kita bisa terkejut bila tiba-tiba diminta mengemukakan pendapat, bukan ? Padahal, bila kita serius menempatkan kesadaran pada rapat yang sedang berjalan maka sudah barang tentu bukan suatu hal yang aneh bila seseorang menanyakan pendapat. Diandaikan, otak beroperasi pada gelombang beta. Namun, ternyata alfa yang menang... Begitu pula ketika kita terpana memandang kecantikan seorang model, rasanya mulut menganga pun tak tersadari. Apalagi saat menonton televisi (asal bukan berita tentang teroris atau kelaparan). Tidak hanya stres menurun, tapi kita pun menikmati kondisi “hipnosis” ringan, masuk dalam “kekuasaan” gelombang alfa. Sesungguhnya, hipnosis yang dimulai dari gelombang alfa ini tidak sama dengan kehilangan kesadaran, malah kesadaran itu menjadi terfokus ! Kengerian saya sudah lama muncul ketika anak-anak menikmati hipnosis ringannya di muka televisi, semua iklan dan kevulgaran hidup, serta kekerasan begitu mudah masuk ke otak mereka yang masih bersih polos. Apalagi bila “kenikmatan” di depan TV ini kebablasan hingga tertidur (masuk gelombang teta dan delta, menjadi sugesti afirmasi dalam hidup mereka) selagi televisi masih menyala. Bukan hanya anak-anak, berapa banyak dari kita sendiri senantiasa terhipnosis oleh iklan, suasana, bahkan jargon-jargon yang dibawa pabrik industri pangan yang terulang-ulang di televisi, radio, tabloid, majalah, hingga tertanam dalam alam bawah sadar sebagai sugesti jalan hidup yang seakan-akan “benar dan sehat” ? Batin saya sangat menderita mendapati pasien baru asli Cianjur yang terlanjur sarapan havermut seakan-akan itulah ritual hidup sehat ala Indonesia, ketimbang menikmati lalapan sambal oncom dan pepes mujair... Dada saya lebih sesak lagi bila ada orangtua menegur anaknya sebelum berangkat sekolah, “Rotinya sudah dimakan, nak?” ketimbang, ” Sudah sholat subuh belum?” Ketika saya ditantang bagaimana membuat iklan gaya hidup sehat untuk kembali menikmati makanan manusia yang sesungguhnya, saya hanya mengatakan:“Jadilah contoh”. Enrollment yang sejati tidak mengandalkan sesumbar, tapi menjadikan diri sendiri sebagai sumber. Artinya? Saya berdiri untuk visi dan pendirian saya, hidup saya dan apa pun yang saya hasilkan merupakan bukti nyata – sehingga orang lain dapat menangkapnya dan merasa berharga untuk menjadikan itu sebagai visinya juga dengan cara mengambil tindakan yang efektif. Percuma mengajarkan anak gadis saya untuk menabung dan berhemat, bila ia menyaksikan ibunya ternyata tidak punya tabungan atau malah menjadi menderita karena kikir. Tanpa memberi ceramah panjang lebar, dengan sendirinya ia akan mulai menabung ketika merasakan kepuasan saya, yang akhirnya berhasil membeli laptop baru setelah brosurnya saya simpan selama 6 bulan sambil berbisik di telinganya ”Lihat, nih, bakal jadi kenyataan ! Pokoknya tiap ada rezeki, simpeeeennn aja... ” Iklan bisa jadi hipnosis massal yang akan disesali suatu hari, tapi life lessons menempatkan manusia pada kesadarannya yang hakiki. http://preventionindonesia.com/article.php?name=%2Fhipnosis-massal-bagian-i&channel=dr_tan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar