Kamis, 01 Juli 2010

Memahami tangisan bayi

Menangis adalah cara bayi menyampaikan maksud dan keinginannya. Tangisan yang lembut dan pelan, bisa jadi adalah cara mereka untuk bilang, “Mama, aku ingin sesuatu…” sedangkan tangisan yang lebih keras adalah cara mereka mengatakan “Aku mau itu sekarang juga!”

Harvey Karp MD, penulis buku The Happiest Baby on the Block membagi gaya berkomunikasi para bayi dalam tiga tingkatan yaitu rengekan, tangisan dan jeritan. Ketiga gaya itu berhubungan juga dengan karakter si bayi. Ada yang anteng, dan hanya sedikit merengek bila ingin sesuatu, ada juga yang langsung menjerit keras-keras.
Alifa Nikorobin Azis, tujuh bulan, putri dari Margie Listi di Cipete, Jakarta Selatan, adalah tipe happy-go-lucky baby. “Dia hanya akan merengek sedikit bila ada yang salah,” cerita Margie tentang anak perempuannya.

Menangkap keinginan bayi dengan pribadi easy going seperti Niko sesungguhnya lebih mudah. Umumnya mereka hanya merengek sedikit ketika ingin sesuatu, misalnya ketika lapar, dan baru akan menangis bila tak ada yang merespon keinginannya. Hal ini dibenarkan oleh Margi yang merasa mudah sekali mengatasi kerewelan Niko. “Bila saya tinggal terlalu lama di boksnya, Niko akan mengeluarkan suara rengekan. Untuk membujuknya, saya tinggal memutar mainan yang digantung di atas boksnya, maka Niko akan tenang kembali.”

Sebaliknya, bayi dengan pribadi yang fussy, lebih sulit ditebak apa maunya. Mereka akan langsung menjerit keras bila sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi. Raffa anak saya rupanya termasuk jenis seperti ini. Dia akan langsung menjerit keras bila merasakan sesuatu. Entah itu sekedar merasa lapar, bosan atau karena suatu hal yang lebih serius menimpanya.

Membujuknya pun tidak bisa dengan satu jurus. Bila suatu hari kerewelannya bisa ditaklukkan dengan diajak bertepuk tangan, lain waktu metode itu belum tentu ampuh. Saat dia berusia sembilan bulan, saya menyaingi tangisannya yang keras dengan bernyanyi atau menunjukkan kepadanya apa yang menurut saya menarik. Biasanya konsentrasinya akan terpecah dan dia pun ‘melupakan’ tangisannya. Tapi lain waktu, saya harus siap dengan gaya yang berbeda karena bisa jadi, gaya mengecoh saya tadi sudah dianggapnya ‘basi’.

Menebak dan mengamati
Memang sulit menebak dengan pasti kenapa bayi kita jadi rewel. Seringkali tangisan mereka memang bukan sekedar pemberitahuan “Aku lapar” atau “Aku ngantuk”. Bisa saja itu terjadi karena sebab lain.
Ghaza, sekarang 2,5 tahun, putra dari Esya di Pancoran Jakarta Selatan, pernah memasuki masa-masa rewel bila hendak dipakaikan popok di usia sekitar sembilan bulan. Tadinya Esya sang ibu menganggap Ghaza tidak betah pakai popok. Namun setelah diamati, akhirnya ketahuan kalau ketidaksenangan Ghaza memakai popok adalah karena kebetulan dia juga sedang ingin pup. “Setelah itu, saya tak lagi memaksa setiap kali dia berontak untuk pakai popok. Saya akan menunggu sebentar sampai dia pup,” cerita Esya.

Grace Vita di Depok, ibu dari Tobias Kusuma Wibowo, 3,8 tahun, dan Erin Nika Wibowo, empat bulan, juga mengaku mengandalkan pengamatan dalam menangani kedua buah hatinya. "Suatu kali di taman bermain, tak seperti biasa, Tobi menangis tiada henti. Saya tahu, pasti ada yang salah dengan anak ini. Ketika saya dekati dan saya tanya, ternyata penyebabnya karena dia ingin pipis tapi malu mengatakan hal itu pada guru barunya.”

Mempelajari kebiasaan anak akan membuat Anda lebih mudah menebak apa yang dia inginkan. Itu penting karena kebiasaan yang berubah seringkali juga dapat menjadi penyebab kerewelannya. Karlina Dwiyana di Pondok Labu, suatu hari harus pulang terlambat karena lembur dan mendapati Dachrie suaminya, kelabakan mengatasi putri mereka Tara Humayra, 10 bulan. Tara rewel dan menangis. Berbagai cara yang dilakukan Dachrie tidak bisa membuat Mayra menjadi tenang. “Rupanya Mayra nggak suka tidur hanya berdua ayahnya, karena biasanya kami memang tidur bertiga,” tutur Karlina. “Setelah berada di tengah-tengah kami berdua, barulah Mayra menjadi tenang.”

Kebingungan juga pernah dialami Dyan Anggraini dari Mampang ketika putranya, Raihan, kini 10 bulan, baru berusia dua bulan. Dyan melahirkan Raihan di tempat ibunya di Kuningan, Jawa Barat. Ketika masa cutinya hampir berakhir, Dyan membawa kembali bayinya ke Jakarta dan sejak itulah, setiap malam mulai pukul sepuluh Raihan selalu menangis. “Dia selalu minta digendong dan tak mau ditaruh. Tangisannya baru berhenti menjelang subuh, mungkin karena sudah lelah menangis semalaman,” kisah Dyan.

Sebagai ibu baru, tentu saja Dyan khawatir setengah mati. Apa yang salah dengan Raihan, apakah dia sakit? Karena tampaknya Raihan biasa-biasa saja di siang hari. Tapi ketika dibawa ke dokter anak dan dicek, ternyata Raihan memang tidak kenapa-kenapa. Jadi, ketika sang dokter tahu bahwa Raihan baru saja menghuni rumah baru, dia berujar,” Mungkin itu penyesuaian dia dengan lingkungan barunya.” Dan memang, setelah berlangsung selama dua minggu, Raihan berhenti menangis begitu saja. “Wah, saya lega sekali. Dia berhenti menangis tepat ketika saya harus ngantor lagi. Pengertian sekali dia ya,” kata Dian sambil tertawa.
Tangisan merupakan cara komunikasi bayi yang paling utama sebelum bayi belajar berbicara.

Setelah melakukan perjuangan untuk mendapatkan kehamilan dan melalui kehamilan selama 40 minggu bayi ibu akan lahir dan menangis dengan keras. Suara tangis bayi pertama ini seperti musik terindah yang mungkin didengar oleh ibu.

Seiring dengan bertambahnya usia bayi, ternyata jenis tangisan bayi ini mepunyai arti masing-masing sesuai dengan bentuk tangisan bayi. Berikut ini adalah beberapa jenis tangisan bayi yang dapat dikenali oleh ibu sehingga ibu mudah untuk memutuskan tindakan apa yang dperlukan ketika bayi ibu menangis.

Arti Tangisan Bayi – Lapar

Ketika lapar, bayi biasanya mengeluarkan tangisan yang berpola tertentu. Bayi bisa saja menangis kemudian berhenti untuk bernafas kemudian menangis lalu berhenti lagi untuk bernafas. Tangisan ini biasanya diselingi dengan gerakan menghisap pada mulut bayi. Bila tangan bayi kebetulan berada didekat mulut, bisa saja bayi melakukan gerakan seperti menghisap dan mencari puting seperti saat mau menyusui.

Arti Tangisan Bayi – Bosan

Bila bayi ibu bosan, biasanya bayi merengek untuk di dekati dan diajak bermain. Tangisan bayi biasanya pendek kemudian berhenti agak lama sampai hening kemudian menangis pendek lagi.

Arti Tangisan Bayi – Lelah

Ketika bayi merasa lelah kita harus segera memberikan usapan lembut kepada bayi. Tangisan bayi ketika terasa lelah biasanya berupa rengekan hamper sama dengan ketika bosan. Bedanya tangisan bayi ini disertai dengan gerakan menggosok-gosokkan wajahnya dengan tangan lalu memutar kepalanya dari satu sisi ke sisi yang lain.

Arti Tangisan Bayi – Kesepian

Bayi yang merasa kesepian biasanya merengek secara berturut turut dalam interval rata-rata satu menit. Untuk mengatasi hal ini segera ajak dia bermain atau ajak bicara agak lama agar bayi merasa senang.

Arti Tangisan Bayi – Tidak Nyaman

Pada saat bayi kedinginan, kepanasan maupun terkena gigitan nyamuk, bayi bisa saja merasa tidak nyaman. Karena hal ini biasanya bayi akan menangis dengan tipe tangisan agak melengking dan jelas. Napas bayi agak tersendat tetapi berubah menjadi cepat diikuti dengan tangis yang lain.

Arti Tangisan Bayi – Kolik – Kejang – Kram Usus

Ketika bayi merasakan rasa sakit di area perut karena kram usus, kejang maupun kolik bayi akan menangis sangat keras disertaijeritan dan episodik : suatu saat timbul, suatu saat hilang tapi hanya satu – dua menit. Setelah itu bayi menangis lagi. Tangisan ini biasanya diikuti dengan gerakan tangan kearah perut disertai dengan mengencangnya badan bayi dan buang angin. Bila bayi mengalami hal ini coba untuk menggosok perutnya dengan minyak talon untuk mengurangi rasa sakit.

Arti Tangisan Bayi – Sakit

Bila bayi merasa sakit (lebih sakit disbanding kolik atau kram usus) bayi akan menangis sangat keras. Tangisan ini biasanya agak melengking diselingi dengan rintihan dan rengekan. Bila perutnya mulas tangisnya menjadi lebih melengking dan lebih rebut. Bila hal ini terjadi pada bayi ibu, segeralah ibu menghubungi dokter karena rasa sakit ini menandakan hal yang memerlukan perawatan khusus bagi bayi ibu.

Karena bayi berkomunikasi melalui tangisnya, sebaiknya ibu mengenali seluruh arti tangis bayi tersebut. Ini diperlukan agar ibu bisa melakukan tindakan yang tepat untuk menenangkan bayi ibu. Pada saat kehamilan memang kita tidak memikirkan hal ini, namun sekarang ini ibu harus belajar mengenali tangis bayi agar tangisannya cepat reda sehingga tidak sampai membangunkan seluruh anggota keluarga apa lagi tetangga sebelah.

Tantangan Baru
Seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan bayi Anda dalam berkomunikasi juga akan bertambah. Begitu pula kemampuan Anda memahami apa yang diinginkannya. Tanpa disadari, bayi Anda yang tadinya hanya bisa ah-uh-ah-uh sudah akan berdiri di hadapan Anda, dan dengan wajah cemberut protes berulangkali, “Kenapa nggak boleh?” Atau, dia akan berteriak lantang, “Pokoknya aku mau itu!” saat menginginkan sesuatu.
Bila masa itu tiba, cobalah untuk menarik napas dalam-dalam, dan berpikir positif. Fase yang berbeda telah siap menanti Anda. Itu berarti penanganan yang berbeda pula! Jadi, berdoalah agar kesabaran Anda kian bertambah dan bukannya makin berkurang. §Ù

Dian Bheno adalah ibu satu anak berusia empat tahun, tinggal di Condet, Jakarta Timur. Inspirasi dari artikel “What Your Baby’s Trying to Tell You” oleh Katherine Lee

Agar si kecil memahami Anda
Jangan dikira hanya Anda yang berjuang untuk mengerti apa keinginan si kecil. Mereka juga berusaha mengerti Anda lho. Agar cinta dan kenyamanan yang Anda tawarkan dapat mereka terima dengan baik, berkomunikasilah dengan cara ini:
Sentuhan. Membalut dengan bedong, memeluk, atau mengayun dia akan memberikan rasa aman.
Aroma. Bayi mengenali kita lewat aroma tubuh. Karena itu dekaplah mereka sesering mungkin. Aroma tubuh Anda akan membuat dia merasa nyaman.
Suara. Meninabobokan anak atau berbicara dengan nada tertentu dapat membuat bayi Anda tenang. Coba saja perhatikan, apakah bayi Anda tersenyum saat Anda bersenandung? Kalau ya, berarti Anda punya satu jurus ampuh yang bisa dipakai sewaktu-waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar